Sabtu, 30 Maret 2013

Pengertian AMDAL dan ANDAL


Definisi AMDAL
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL Sebagai dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang di dukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL  dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman  penentuan dampak besar dan penting.

Tujuan  dan  sasaran  AMDAL
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup.  Tanggung jawab pelaksanaan AMDAL. Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalahBAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).

AMDAL digunakan untuk:
Ø Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
Ø Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Ø Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Ø Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Ø Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.



Mulainya studi AMDAL
AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Sesuai waktu pembuatan dokumen dapat          diperpendek. Dalam perubahan tersebut di introdusir pula pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan(UKL) dan  Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri   Sektoral yangberdasarkan format yang di tentukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun AMDAL  disederhanakan dan dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara. Dengan ditetapkannya Undang-undang  No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH), maka PP No.51/1993 perlu diganti dengan PP No.27/1999 yang di undangkanpada tanggal 7 Mei 1999 yang efektif  berlaku 18 bulan kemudian. Perubahan besar yang terdapat dalam PP No.27 / 1999 adalah di hapuskannya semua Komisi AMDAL Pusat dandiganti dengan satu Komisi  Penilai  Pusat yang ada di Bapedal. Didaerah yaitu provinsi mempunyai Komisi Penilai Daerah. Apabila penilaian tersebut tidak layak lingkungan maka instansi yang berwenang boleh menolak permohohan ijin yang di ajukan oleh pemrakarsa. Suatuhal yang  lebih di tekankan dalam PP No.27/1999 adalah keterbukaan informasi dan peranmasyarakat. Implementasi AMDAL sangat perlu di sosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat namun perlu juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di Indonesia. Karena semua tahu bahwa proses pembangunan          digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi, sosial dan budaya. Dengan implementasi AMDAL yang sesuai dengan aturan yang ada maka di harapkan akan berdampak positif pada recovery ekonomi pada suatu daerah.


Dokumen AMDAL terdiri dari :
v Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
v Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
v Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
v Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)


Pihak - pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
v Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
v Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
v masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
v Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012.
v Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010
v Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006
v Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

Prinsip-prinsip AMDAL
v AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan Pembangunan
v AMDAL menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan
v AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi konflik, Kendala sumber daya alam, Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek
v Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi masyarakat & aman terhadap lingkungan


Pengertian  ANDAL
Analisa dampak lingkungan atau disingkat menjadi Andal sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau EnvironmentalImpact Assesment yang kedua-duanya disingkat menjadi EIA.Di dalam bahasa Indonesia environmental diterjemahkan menjadi lingkungan, analisis pada permulaannya diterjemahkan menjadi analisa kemudian oleh ahli bahasa disarankan untuk diterjemahkan menjadi analisis.

Dampak 
Impact atau Dampak di sini diartikan sebagai adanya suatu benturan antar dua kepentingan,yaitu kepentingan pembangunan proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitasl ingkungan yang baik.Dampak yang diartikan dari benturan dua kepentingan antara kegiatan (proyek pembangunan)yang akan dijalankan di lingkungan. Dalam perkembanan dianalisis bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga dampak positifnya dengan bobot analisis yang sama. Apabila didefinisikan maka dampak  ialah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Di sini tidak disebutkan karena adanya proyek, karena sering proyek diartikan sebagai bangunan fisik saja,sedangkan banyak proyek yang bangunan fisiknya relatif kecil atau tidak ada tetapi dampaknya dapat besar. Misalnya ialah proyek pasar, proyek satelit komunikasi dan lain sebagainya

Pendugaan Dampak 
Pendugaan ini digunakan sebagai terjemahan dari assessment. Beberapa ahli di indonesia menggunakan terjemahan perkiraan atau peramalan. Pendugaan dampak dapat didefinisikan sebagai aktivitas untuk menduga dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang akibat suatu aktivitas manusia (proyek). Dampak yang diduga tersebut merupakan perbedaan nilai lingkungan atau nilai suatu sumberdaya di masa yang akan datang antara lingkungan tanpa proyek dan lingkugnan dengan proyek.

Penyajian  Informasi  Lingkungan
Penyajian informasi lingkungan atau PIL adalah suatu proses untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya dampak yang akan digunakan untuk menetapkan apakah proyek yang diusulkan tersebut perlu Andal atau tidak. Perundangan            di indonesia menyebutkan bahwa PIL adalah suatu telaahan secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan; rona lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak lingkungan oleh kegiatan tersebut dan rencana tindakan pengendalian dampak negatifnya

Penyajian Evaluasi Lingkungan
Penyajian evaluasi lingkungan atau disingkat menjadi PEL adalah suatu aktivitas penelaahaan seperti PIL, hanya bedanya PEL dilakukan pada proyek yang sudah berjalan sedang PIL dilakukan pada proyek yang masih dalam perencanaan

Studi Evaluasi Lingkungan
Istilah studi evaluai lingkungan atau SEL adalah analisis dampak lingkunan yan dilakukan padaproyek atau aktivitas manusia yang sudah berjalan. Dalam analisis ini rona lingkungan sebelumproyek berjalan sudah tidak dapat dijumpai

Peranan  Andal  Dalam  Pengelolaan  Lingkungan
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah dapat disusun rencana pengelolaan lingkungan, sedang rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun apabila telah diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang akan dibangun.Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan, sehingga program pengelolaan lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tak mampu menghindarkan rusaknya lingkungan.Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan oleh :
v Penyusun laporan Andal kurang tepat atau kurang baik di dalam melakukan pendugaan dan biasanya juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya para evaluator dari berbagai instansi pemerintah yang terlibat, sehingga konsep atau draft laporan Amdal yang tidak baik sudah disetujui menjadi laporan akhir.
v Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah tertulis di dalam laporan Andal yang telah diterima pemerintah terutama saran-saran dan pedoman di dalam mengendalikan dampak negatif. Misalnya di dalam laporan Andal jelas bahwa proyek harus membangun pengelolaan air limbah (water treatment plant), tetapi kenyataannya tidak dilakukan atau, walaupun dilakukan, tidak bekerja dengan baik, dan kalaupun diketahui dibiarkan saja.

Peranan  Andal  dalam  pengelolaan  proyek 
Untuk dapat mengetahui di mana dan sejauh mana peranan Andal,  RKL dan RPL di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu harus diketahui fase-fase dari pengelolaan proyek. Pada umumnya fase-fase dapat dibagi sebagai berikut:
v Fase identifikasi
v Fase studi kelayakan
v Fase desain kerekayasaan (engineering design) atau disebut juga sebagai fase rancangan
v Fase pembangunan proyek
v Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi
v Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca operasi (post operation).

Kegunaan Andal bagi berbagai pihak Pembagian kegunaan dalam bentuk lain juga dapat disusun berdasarkan pihak yang mendapatkankegunaannya, sebagai berikut :
Ø Kegunaan bagi pemerintah
Ø Kegunaan bagi pemilik proyek
Ø Kegunaan bagi pemilik modal
Ø Kegunaan bagi masyarakat
Ø Kegunaan lainnya.


Dasar penetapan dampak
Ø Melakukan identifikasi dampak yang terjadi pada komponen lingkungan.
Ø Pengukuran/perhitungan dampak yang akan terjadi komponen lingkungan.
Ø Penggabungan beberapa komponen lingkungan yang sangat berkaitan kemudian dianalisis dan digunakan untuk menetapkan refleksi dari dampak komponen-komponen sebagai indikator menjadi gambaran perubahan lingkungan.

Andal mencakup
v Batas wilayah yang terkena harus diseleksi semua wilayah.
v Rona awal (sebelum kegiatan) kerusakan daerah lingkungan.
v Rona kegiatan yang akan di usulkan.
v Perkiraan dampak yang mungkin timbul.
v Evaluasi dari berbagai dampak dan alternatif tindakan pengendalian.
v Tata cara prosedur monitoring evaluasi.

Beberapa elemen/komponen lingkungan yang dipertimbangkan. Partikel-partikel  Sulfur dioksida, Hidrokarbon, Nitrogen oksida, Karbon dioksida, Zat-zat beracun dan Bau.


Beberapa metoda Andal yang terkenal.
v Metoda Leopolo Dikenal sebagai matriks leopold atau intrik interaksi dari leopold matriks ini dikenal sejak tahun 1971 dengan mengetengahkan 100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) komponen lingkungan.
v Metoda matriks dampak dari moore (1973) Metoda ini memperlihatkan dampak lingkungan dilihat dari sudut dampak pada kelompok-kelompok yang sudah atau sedang dimanfaatkan oleh manusia atau dapat digambarkan pula sebagai proyek-proyek pembangunan manusia lainnya.
v Metoda sorenson (1971) merupakan analisa network yang pertama disusun untuk digunakan pada proyek pengerukan dasar laut.
v Metoda Mac Harg (1968) yang dikenal dengan metoda overlya atau teknik overlay. Sesuai dengan namanya maka metoda ini menggunakan berbagai peta yang digambarkan dalam lembar-lembar transparansi.
v Metoda fishe anri davies (1973) dikenal sebagai matriks dari fisiter dan davies. Kekhususan metoda ini ialah tiga macam matrik yang disusun secara bertahap.·
Ø Tahap pertama : Matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun disebut keadaan lingkungan (Env. baseline)
Ø Tahap dua : Matriks dampak lingkungan (Env. Compatibility matrix).
Ø Tahap ketiga : Matriks keputusan (decision matrix)

Sumber : 
READMORE - Pengertian AMDAL dan ANDAL

Sabtu, 08 September 2012

Sanitasi Membaik, Angka Kematian Ibu dan Bayi Turun

Perbaikan sanitasi ternyata memiliki andil yang cukup besar dalam memperkecil risiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Tidak hanya itu, sanitasi yang baik juga membantu memperpanjang usia harapan hidup seseorang.

Demikian dikatakan Kepala Sub Bidang Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Zainal I Nampira saat acara workshop media di Sulawesi Selatan, Rabu, (30/5/2012) kemarin.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN tahun 2014 menargetkan, akses terhadap air minum harus mencapai angka 67 persen, sedangkan sanitasi dasar 75 persen. Apabila akses sanitasi tidak di atas 75 persen, maka dikhawatirkan dampaknya terhadap kesehatan cukup signifikan.

"Sanitasi buruk berhubungan erat dengan angka kematian ibu saat melahirkan, kematian bayi dan usia harapan hidup," ucapnya.

Menurut Zainal, diperlukan suatu sinergi antara kesehatan dan sanitasi air minum dalam rangka pembangunan nasional untuk upaya preventif dan promotif. Beberapa masyarakat yang miskin dan memiliki sanitasi yang buruk biasanya diiringi dengan perkembangan munculnya sejumlah penyakit infeksi.

Zainal mencontohkan, kontribusi sanitasi sangat berpengaruh pada risiko kematian ibu. Sebanyak 12 persen angka kematian ibu karena penyakit infeksi. Penyakt infeksi ini terjadi karena perilaku antara lain, tidak mencuci tangan saat penanganan persalinan dan pascamelahirkan.

Sementara pada bayi, sanitasi buruk dapat menimbulkan penyakit diare. Seperti diketahui, sebesar 32,8 persen kematian pada bayi baru lahir diakibatkan diare atau satu per tiga bayi meninggal karena diare. Hal ini menunjukkan bagaimana sanitasi sangat berperan besar dalam konteks pembangunan nasional dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan.

Zainal berharap, dengan membaiknya akses sanitasi dasar dan imunisasi, risiko kematian bayi pada tahun 2014 bisa ditekan sebanyak 118 per 100.000 penduduk, sedangkan untuk kematian ibu bisa diturunkan menjadi 24 per 1.000 penduduk. "Akses sanitasi dan perilaku higienis penduduk Indonesia masih rendah. Penyakit menular masih menjadi masalah," ungkapnya.
Zainal mengungkapkan, dibutuhkan kerja lebih cerdas untuk menyelesaikan masalah ini. Karena rapor pencapaian MDGs ke 5,6 dan 7 Indonesia masih merah, yakni bagaimana masih tingginya angka kematian ibu pasca melahirkan, meningkatnya kasus HIV AIDS, dan kebersihan air dan sanitasi.
Edukasi dan kampanye masih perlu digalakkan. Mengubah perilaku dengan cara sederhana seperti membiasakan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, sesudah buang air besar dan saat memberi makanan ke anak untuk menurunkan risiko berkembangnya penyakit. "Kelihatannya mencuci tangan sederhana, tapi pengaruhnya begitu penting terhadap kesehatan," tutupnya.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2012/05/31/10472024/Sanitasi.Membaik.Angka.Kematian.Ibu.dan.Bayi.Turun
READMORE - Sanitasi Membaik, Angka Kematian Ibu dan Bayi Turun

4 Kandungan Berbahaya dari Tinja

Penanganan buangan tinja tidak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebutkan, seseorang setiap tiap harinya membuang tinja seberat 125-250 gram. Jika saat ini seratus juta orang Indonesia tinggal di kawasan perkotaan, maka setiap harinya kawasan perkotaan tersebut bisa menghasilkan 25.000 ton tinja.
Sekretaris Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional Maraita Listyasari mengatakan, sudah banyak kesadaran untuk buang air besar (BAB) di jamban, tetapi masih ada 70 juta masyarakat yang BAB di sembarang tempat. Walaupun sudah banyak jamban sehat dibangun tetapi masih banyak saja jamban yang tidak memenuhi syarat.

"Padahal ketika tidak memenuhi syarat, sebenarnya kita hanya memindahkan polutan dari satu tempat ketempat yang lain," ujarnya, saat acara Workshop Media dan Kunjungan Media Mewujudkan STOP BABS 2015, di Sulawesi Selatan, Rabu, (30/5/2012).
Selain jumlahnya yang begitu banyak, tinja juga memiliki potensi berbahaya dari ke-4 (empat) kandungan yang ada didalamnya.

Berikut ini adalah permasalahan yang mungkin ditimbulkan akibat buruknya penanganan buangan tinja:

1. Mikroba
Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba, termasuk bakteri koli-tinja. Sebagian diantaranya tergolong sebagai mikroba patogen, seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus, bakteri Vibrio cholerae penyebab kolera, virus penyebab hepatitis A, dan virus penyebab polio. Tingkat penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia sangat tinggi. BAPPENAS menyebutkan, tifus mencapai 800 kasus per 100.000 penduduk. Sedangkan polio masih dijumpai, walaupun dinegara lain sudah sangat jarang.

2. Materi Organik
Kotoran manusia (tinja) merupakan sisi dan ampas makanan yang tidak tercerna. Ia dapat berbentuk karbohidrat, dapat pula protein, enzim, lemak, mikroba dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mg BODS (kandungan bahan organik).

Sekitar 75 persen sungai di Jawa, Sumatra, Bali dan Sulawesi tercemar berat oleh materi organik dari buangan rumah penduduk. Air sungai ciliwung memiliki BODS hampir 40 mg/L (empat kali lipat dari batas maksimum 10 mg/L). Kandungan BOD yang tinggi itu mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna kehitaman.

3. Telur Cacing
Seseorang yang cacingan akan mengeluarkan tinja yang mengandung telu-telur cacing. Beragam cacing dapat dijumpai di perut kita. Sebut saja, cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang, dan keremi. Satu gram tinja berisi ribuan telur cacing yang siap berkembang biak diperut orang lain. Anak cacingan adalah kejadian yang biasa di Indonesia. Penyakit ini kebanyakan diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelang. Prevalensinya bisa mencapai 70 persen dari balita.

4. Nutrien
Umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan senyawa fosfor (P) yang dibawa sisa-sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 gram dan fosfat seberat 30 mg.

Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya, warna air menjadi hijau. Ganggang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan lainnya mati.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2012/05/31/11250589/4.Kandungan.Berbahaya.dari.Tinja
READMORE - 4 Kandungan Berbahaya dari Tinja

5 Keuntungan Membangun Sanitasi

Percepatan pembangunan sanitasi di Indonesia menjadi sesuatu yang mendesak untuk segera dibenahi. Bukan hanya dengan meningkatkan jumlah dan mutu sarananya, tapi juga dengan memperbaiki perilaku masyarakatnya.

Dengan ketersediaan akses terhadap fasilitas sanitasi dasar, pencemaran lingkungan dapat berkurang sehingga suatu daerah akan memiliki lingkungan fisik yang lebih bersih. Hal tersebut pada akhirnya akan membuat masyarakat lebih sehat dan penyakit akibat buruknya sanitasi dapat dihindari.
Sekretaris Pokja AMPL Nasional Maraita Listyasari mengatakan, banyak keuntungan yang diperoleh dengan percepatan pembangunan sanitasi. Pasalnya, persoalan sanitasi tidak melulu hanya terkait dengan masalah kesehatan tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap perekonomian suatu negara.

"Bicara soal sanitasi, ini bukan lagi urusan masing-masing individu. Perlu dukungan semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan swasta untuk menciptakan Indonesia yang sensanitasional," ujarnya saat acara workshop dan kunjungan media Mewujudkan Stop BABS, di Sulawesi Selatan, beberapa hari lalu.

Pertanyaan yang sering sekali muncul adalah bagaimana kita membuat orang mengerti pentingnya percepatan pembangunan sanitasi? Maraita mengatakan, kita perlu punya pemahaman yang sama, bahwa ketika kita membangun sanitasi, kita punya minimal lima keuntungan.

1. Menghindari pertumbuhan ekonomi semu


Studi Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan, akibat sanitasi buruk, negara mengalami kerugian setara 58 triliun. Jumlah kerugian tersebut sama dengan 2,1 persen pertumbuhan domestik bruto Indonesia. Maraita mengatakan, "sekarang banyak orang berpikir kalau tidak ada sanitasi risikonya diare. Padahal ketika kami meriset lebih detail, ternyata sanitasi tidak hanya memengaruhi kesehatan tetapi pariwisata."

Kerugian dari sisi ekonomi lainnya adalah penolakan ekspor udang dari Indonesia ke Jepang karena dicurigai mengandung bakteri salmonella. Bahkan Taiwan, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara lain juga pernah melakukan hal serupa. "Banyak sekali dampak ikutan dari kualitas sanitasi yang buruk. Setelah kita total, kerugian negara itu kira-kira mencapai 58 triliun rupiah," cetusnya.

2. Menurunkan kesakitan diare 94 persen


Hasil studi organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan, meningkatkan akses bersih, sanitasi, perilaku higienis dan pengolahan air minum skala rumah tangga dapat menurunkan 94 persen kasus diare. Kondisi ini sudah tentu memengaruhi tingkat absensi masyarakat, khususnya anak sekolah. Jumlah hari anak-anak tidak masuk sekolah dapat berkurang 8 hari per tahun. Selain itu juga, tingakat produktivitas masyarakat juga meningkat hingga 17 persen. "Dampaknya akan sangat berpengaruh pada masyarakat yang mendapatkan income harian," ujar Marata.

3. Menurunkan angka kemiskinan


Karena sanitasi buruk, setiap keluarga di Indonesia harus kehilangan rata-rata Rp. 1.250.000 per tahunnya. Meski kelihatannya jumlah ini kecil, tapi bisa dibayangkan bila ini terjadi pada masyarakt yang berada digaris kemiskinan.

4. Manfaat berlipat


Setiap 1 rupiah yang kita tanam untuk investasi sanitasi ternyata bisa menghasilkan manfaat 8-11 kali lipat. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di Jawa Timur, setiap 1 rupiah yang diinvestasikan bisa memicu investasi masyarakat sebesar 35 rupiah. Artinya, banyak sekali yang kita bisa dapatkan dari pembangunan sanitasi.

5. Mencegah lebih baik daripada mengobati


Menurut studi ADB (Asian Development Bank), jika kita gagal menginvestasikan 1 rupiah untuk sanitasi, sehingga kita tidak mengelola sampah kita, membiarkan sungai-sungai tercemar, untuk membersihkannya lagi akan butuh sebesar 36 rupiah.

"Tanpa adanya upaya peningkatan sanitasi, lingkungan akan menjadi lebih buruk, anggaran kesehatan lebih tinggi dan risiko penyakit juga lebih tinggi," ucapnya.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2012/06/01/08274732/5.Keuntungan.Membangun.Sanitasi
READMORE - 5 Keuntungan Membangun Sanitasi

Jumat, 03 Juni 2011

Car Free Day ( Hari Bebas Kendaraan Bermotor )

Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Car Free Day bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transportasi.

Tema penting dalam hari bebas kendaraan bermotor, adalah tinggalkan kendaraan bermotor dirumah dan berjalan kakilah atau gunakan kendaraan tidak bermotor ataupun menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan panjang.

Car Free Day merupakan budaya baru bagi masyarakat sebagai ajang bersosialisasi dengan teman maupun keluarga dan juga sebagai sarana kesehatan jasmani yang bebas dari polusi. Kegiatan Car Free Day ini berupaya mengurangi pencemaran udara yang telah tercemari oleh asap kendaraan bermotor. Berdasarkan beberapa penelitian oleh kalangan ahli lingkungan, terukur setelah kegiatan Car Free Day bahwa gas polutan turun secara signifikan diantaranya CO berkurang 67%, NO berkurang 80% dan debu berkurang 34%. Kegiatan Car Free Day selain berdampak positif bagi lingkungan ternyata mempunyai tujuan khusus untuk “Memasyarakatkan Olahraga”.

Sejarah Car Free Day International

Telah dimulai sejak jaman krisis minyak di tahun 70an di Amerika dan dilaksanakan di beberapa kota eropa pada awal 90an. Acara Car Free Day International mulai diselenggarakan di kota-kota Eropa pada tahun 1999 yang merupakan proyek percontohan kampanye Uni Eropa ”Kota tanpa Mobil” (”In Town Without My Car”) kampanye ini terus berlanjut hingga kini dalam ventuk Minggu Mobilitas Eropa (European Mobility Week). Car Free Day telah dilaksanakan di lebih dari 1500 kota di 40 negara melalui penutupan sebuah penggal jalan untuk kemudian mengisinya dengan berbagai kegiatan seperti festival jalanan, bazar, parade sepeda, dan kegiatan lainnya. Penutupan jalan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kembali berjalan kaki di jalan-jalan yang biasanya dijejali oleh kendaraan pribadi. Untuk mengetahui hasil yang lebih nyata, kegiatan ini perlu di lengkapi dengan pengukuran kualitas udara dan kualitas suara serta lalu lintas kendaraan selama dan sesudah pelaksanaan Car Free Day. Hasil pengukuran akan menjadikan advokasi kebijakan dan kampanye pentingnya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, Car Free Day lahir di Surabaya sebagai Kota pertama kali di Indonesia yang menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2000. kegiatan tersebut merupakan bagian dari kampanye peningkatan kualitas udara kota yang bertema “Segar Suroboyoku Rek”.

Sedangkan sejak 2002, Jakarta menyelenggarakan Car Free Day pada tahun 2002, 2003, 2004, 2005 dan 2006. Kegiatan tersebut pertama kali dilaksanakan oleh koalisi LSM Lingkungan sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik. Menurut teori Berger dan Neuhaus (1977) LSM Lingkungan tersebut dijadikan sebagai Institusi Mediasi yang berfungsi menyalurkan kepentingan warga dan media resolusi terhadap kualitas udara dengan tujuan utama kampanye mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sebagai sumber utama pencemaran udara di Jakarta. Dalam setiap Car Free Day selalu diadakan promosi penggunaan alat transportasi alternatif untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi seperti angkutan umum, sepeda, dan fasilitas pejalan kaki.

Kegiatan utama Car Free Day adalah penutupan jalan selama beberapa waktu dari arus lalu lintas kendaraan. Namun demikian, kendaraan angkutan umum masih bisa melintasi jalan tersebut. Untuk memanfaatkan ruang jalan yang ditutup maka dilakukan berbagai kegiatan seperti petunjukan kesenian, hiburan, permainan anak-anak, olahraga, lomba-lomba, parade sepeda dan kegiatan festival jalanan lainnya. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan suasana yang berbeda pada kota tersebut.

Melihat kegiatan Car Free Day yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, Car Free Day juga memberikan manfaat yang banyak dan berdampak pula pada kualitas udara yang kotor oleh transportasi darat.

Selamatkan bumi kita dari Global Warming....
READMORE - Car Free Day ( Hari Bebas Kendaraan Bermotor )

Rabu, 01 Juni 2011

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2011

Empat hari lagi masyarakat dunia akan memperingati Hari Lingkungan Hidup yang selalu diperingati setiap tanggal 5 Juni. Mengapa harus diperingati? Manusia adalah bagian dari lingkungan hidup yang tidak bisa dipisahkan. Ibarat sisi mata uang yang selalu memberikan arti satu dengan yang lainnya untuk kehidupan. Lingkungan akan sangat berarti seandainya dia memberikan manfaat untuk kelangsungan semua kehidupan dalam sebuah kesatuan ekosistem.

Keanekaragaman Hayati
Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang dilimpahkan Tuhan YME merupakan titipan kepada kita semua untuk dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang, oleh sebab itu himbauan untuk bersama-sama selalu melestarikan lingkungan hidup perlu terus dikumandangkan. Rabu (10/01) adalah peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 sebagai peringatan dan pengingat kita semua untuk selalu menjaga lingkungan hidup kita.

Keanekaragaman hayati mempunyai peran penting bagi kehidupan umat manusia karena merupakan sumber penyediaan bahan pangan, sandang, papan, dan obat-obatan. Di samping itu, keanekaragaman hayati juga berfungsi sebagai penyedia sumber air, udara bersih dan bentang alam.

Keanekaragaman hayati mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi yang menghasilkan devisa bagi sumber keuangan negara antara lain di sektor industri, pertanian, kehutanan dan kesehatan. Dari segi kegunaan, manfaat keanekaragaman hayati sangat besar untuk keperluan farmaseutika, biofarmaka, herbal, pangan, papan, maupun hias ornamental dan hobi serta penyedia jasa lingkungan yang harus kita sadari bahwa alam memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita.

Keanekaragaman hayati merupakan unsur pembentuk kelestarian lingkungan hidup yang berfungsi sebagai penopang utama kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Untuk tahun ini mungkin terasa special. Sebagaimana yang ditetapkan telah oleh United Nations Environment Programme (UNEP), untuk tahun 2011 ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengangkat tema “Forests: Nature at your Service”. Pemilihan tema ini disesuaikan dengan tahun 2011 yang dideklarasikan PBB sebagai Tahun Hutan Internasional (International Year of Forest). Untuk Peringatan Internasional akan dipusatkan di New Delhi India.

Tahun ini bisa dikatakan special, karena sebelum perayaan tepatnya tanggal 11 Mei 2011, Indonesia bersama tujuh negara lainnya yaitu Guatemala, India, Jepang, Norwegia, Afrika Selatan, Swiss dan Tunisia menandatangani Protokol Nagoya di Markas Besar PBB, New York. Penandatanganan dilakukan pada Ministerial Segment – Commission on Sustainable Development sesi ke-19 (CSD-19) yang bertempat di General Assembly Hall, Markas PBB, New York.

Nah bener special kan! Kenapa?

Karena dengan penandatanganan protokol tersebut, akan menjadi tonggak sejarah pemanfaatan konvensi keanekaragaman hayati. Protokol Nagoya akan menjadi instrumen penting yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya genetik dan menghentikan praktik biopiracy (pencurian sumber daya genetik), khususnya bagi Indonesia yang merupakan negara mega biodiversity kedua di dunia.

Dengan hasil itu tentunya akan berdampak pada kebijakan di Negara kita, salah satunya dengan dirancangnya Undang-undang Pengelolaan Sumber Daya Genetik (RUU PSDG) yang bertujuan sebagai legislasi nasional dalam pemanfaatan SDG untuk kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat yang memiliki kearifan atau pengetahuan tradisional dalam pengolahan sumber daya genetik.

Untuk peringatan Hari Lingkungan Hidup sendiri yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup antara lain adanya Pekan Lingkungan Indonesia yang diselenggarakan ke-15 kalinya akan dilaksanakan dengan rangkaian acara antara lain Pameran Lingkungan, Sejuta Pohon Sejuta Sepeda, Green Music Festival, Eco Driving Rally, Eco Creative, Launching Program, Seminar, Workshop, Aneka Lomba, dan acara lainnya dengan melibatkan seluruh stakeholder.

Sedang untuk Provinsi DIY sebagaimana yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat juga mengadakan kegiatan perayaan hari lingkungan hidup diantaranya dengan sepeda gembira, pementasan wayang dan lain-lain. Untuk lebih detailnya akan saya posting setelah ada kepastian jadwal dari yang berwajib, hehehe

Selamat Hari Lingkungan Hidup 2011

“Mari tingkatkan kesadaran dan kepedulian kita terhadap lingkungan hidup”
READMORE - Peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2011

Selasa, 22 Maret 2011

Sabun Antibakteri Dapat Berbahaya Bagi Kesehatan Lingkungan

Sabun antibakteri yang menjanjikan dapat membunuh kuman tampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat. Tetapi sudah banyak pula penelitian yang menyatakan bahwa sabun antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban dapat membahayakan kesehatan manusia dan juga lingkungan. Sabun antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban diduga dapat merusak organ reproduksi, menurunkan kualitas sperma, serta produksi tiroid dan hormon seks. Triclosan dan triclocarban telah dikaitkan dengan gangguan endokrin, dengan dampak potensial yang merugikan perkembangan seksual dan saraf.

Bahkan saat pertama kali ditemukan 50 tahun lalu, senyawa ini juga digunakan untuk membersihkan permukaan kulit saat operasi. Penelitian lain menemukan bahwa kandungan triclosan pada pasta gigi yang seharusnya dapat mencegah pertumbuhan bakteri, malah dapat menyebabkan kuman-kuman makin kebal terhadap antibiotik. Penelitian laboratorium menunjukkan senyawa ini dapat menyebabkan mutasi gen pada beberapa jenis bakteri, di antaranya E coli, salmonella dan listeria. Dikhawatirkan mutasi itu akan membuat pengobatan infeksi menjadi tidak efektif.

Bahan kimia dari senyawa ini terdiri dari struktur cincin benzena yang terklorinasi, sehingga membuatnya sangat sulit untuk dipecah atau terurai. Kedua senyawa ini juga menolak air atau hidrofobik, cenderung menempel pada partikel, sehingga mengakibatkan penurunan ketersediaan proses dan merusak fasilitasi transportasi jangka panjang dalam air dan udara. Bahkan sebuah studi menemukan bahwa akumulasi triclosan di air menyebabkan pencemaran di pantai yang akhirnya mengancam kehidupan lumba-lumba.

Sumber :http://www.dokterumum.net/article/bahaya-pencemaran-lingkungan.html
READMORE - Sabun Antibakteri Dapat Berbahaya Bagi Kesehatan Lingkungan