Perbaikan sanitasi ternyata memiliki andil yang cukup besar dalam
memperkecil risiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Tidak hanya
itu, sanitasi yang baik juga membantu memperpanjang usia harapan hidup
seseorang.
Demikian dikatakan Kepala Sub Bidang Penyehatan Air
dan Sanitasi Dasar Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian
Kesehatan Zainal I Nampira saat acara workshop media di Sulawesi Selatan, Rabu, (30/5/2012) kemarin.
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN tahun 2014 menargetkan,
akses terhadap air minum harus mencapai angka 67 persen, sedangkan
sanitasi dasar 75 persen. Apabila akses sanitasi tidak di atas 75
persen, maka dikhawatirkan dampaknya terhadap kesehatan cukup
signifikan.
"Sanitasi buruk berhubungan erat dengan angka kematian ibu saat melahirkan, kematian bayi dan usia harapan hidup," ucapnya.
Menurut
Zainal, diperlukan suatu sinergi antara kesehatan dan sanitasi air
minum dalam rangka pembangunan nasional untuk upaya preventif dan
promotif. Beberapa masyarakat yang miskin dan memiliki sanitasi yang
buruk biasanya diiringi dengan perkembangan munculnya sejumlah penyakit
infeksi.
Zainal mencontohkan, kontribusi sanitasi sangat
berpengaruh pada risiko kematian ibu. Sebanyak 12 persen angka kematian
ibu karena penyakit infeksi. Penyakt infeksi ini terjadi karena perilaku
antara lain, tidak mencuci tangan saat penanganan persalinan dan
pascamelahirkan.
Sementara pada bayi, sanitasi buruk dapat
menimbulkan penyakit diare. Seperti diketahui, sebesar 32,8 persen
kematian pada bayi baru lahir diakibatkan diare atau satu per tiga bayi
meninggal karena diare. Hal ini menunjukkan bagaimana sanitasi sangat
berperan besar dalam konteks pembangunan nasional dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan.
Zainal
berharap, dengan membaiknya akses sanitasi dasar dan imunisasi, risiko
kematian bayi pada tahun 2014 bisa ditekan sebanyak 118 per 100.000
penduduk, sedangkan untuk kematian ibu bisa diturunkan menjadi 24 per
1.000 penduduk. "Akses sanitasi dan perilaku higienis penduduk Indonesia
masih rendah. Penyakit menular masih menjadi masalah," ungkapnya.
Zainal
mengungkapkan, dibutuhkan kerja lebih cerdas untuk menyelesaikan
masalah ini. Karena rapor pencapaian MDGs ke 5,6 dan 7 Indonesia masih
merah, yakni bagaimana masih tingginya angka kematian ibu pasca
melahirkan, meningkatnya kasus HIV AIDS, dan kebersihan air dan
sanitasi.
Edukasi dan kampanye masih perlu digalakkan. Mengubah
perilaku dengan cara sederhana seperti membiasakan cuci tangan pakai
sabun sebelum makan, sesudah buang air besar dan saat memberi makanan ke
anak untuk menurunkan risiko berkembangnya penyakit. "Kelihatannya
mencuci tangan sederhana, tapi pengaruhnya begitu penting terhadap
kesehatan," tutupnya.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2012/05/31/10472024/Sanitasi.Membaik.Angka.Kematian.Ibu.dan.Bayi.Turun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan komentar anda untuk berbagi